
Banyak cerita orang sukses yang
dilatarbelakangi oleh cinta yang besar dari seorang ibu. Berbahagilah kita
orang Katolik yang dikaruniai oleh Allah, sesosok ibu yang sangat luar biasa
kecantikan hatinya. Yang membuat keteduhan dan kedamaian bagi setiap anaknya
yang datang kepadanya. Pernakah anda membayangkan seandainya Tuhan Yesus tidak
memberikan Bunda-Nya pada para muridn-Nya pada waktu Dia akan wafat di Salib?
Bagi saya pribadi, saya selalu membayangkan kalau hal itu sampai terjadi,
kemungkinan murid-muridNya akan terpecah belah. Karena bagi saya, figur seorang
ibu adalah figur yang selalu membuat anak-anaknya "rindu untuk
pulang", adalah sebuah home, sebuah kediaman, sebuah paguyuban, sebuah
keluarga. Selama masih ada 'Ibu' di dalam rumah kita, sejauh-jauh kemanapun
seorang anak pergi, dia pasti akan pulang.
Selama Gereja Katolik masih
mempunyai seorang 'Ibu' kemanapun anak-anaknya pergi melalang buana
meninggalkan Gereja, dia pasti rindu untuk pulang. *"Maria Mater
Dei",* karena dalam rahim Maria-lah Firman itu dikandung dan oleh
Maria-lah Firman itu dilahirkan. Dan sang Ibu, telah setia pada sang Firman,
menemani-Nya, mempercayai-Nya. Dan Firman itu sendiri adalah Yesus Kristus,
kepala Gereja.
Sekali lagi berbahagialah kita dan
sudah sepantasnyalah kita untuk menaikan syukur kita atas seorang Ibu, yang
dikaruniakan Allah kepada kita. Tempat kita menemukan sebuah kedamaian dan
kelembutan cinta seorang ibu. Selamat memasuki bulan rosario. Renungkanlah
peristiwa-peristiwa rosario, peristiwa-peristiwa cinta dan iman, kurban dan
perbuatan kasih Tuhan dan Sang Bunda. Sebuah pepatah Latin mengatakan: *de
Maria numquam satis.. tentang Maria tidaklah pernah cukup..* Ya, selamat
memasuki bulan rosario, selamat berdoa dan mencontohi sang Ibu. Semoga doa-doa
kita menambah keindahan hati dan budi kita di tengah pandemi Covid-19 mengepung
sendi-sendi kehidupan kita. *** Stefanus Hariyanto
Posting Komentar