Usai mengikuti perayaan ekaristi bersama istri saya
langsung memutuskan pulang ke rumah di
Jalan Hayam Wuruk Sanur Denpasar. Baru saja
duduk, HP saya berdering. Pada layar
HP saya terpampang nama seorang
sahabat di Bajawa. Ia memberitakan bahwa
DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menetapkan Marianus Sae,
Bupati Ngada periode 2015-2020 sebagai
Calon Gubernur NTT periode 2018-2022. Ia akan berpasangan dengan Emilia J Nomleni, Ketua DPC PDIP
Kabupaten Timor Tengah Selatan.”Teman, pak Marianus mendapat dukungan DPP PDIP sebagai calon gubernur NTT”, ujar teman Bajawa dari kejauhan tetapi terasa dekat karena HP
saya jepit di telinga.
Saya tidak terkejut dengan keputusan DPP PDIP menentukan Marianus
Sae sebagai Calon Gubernur NTT. Sebab dari survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey, Marianus unggul. Kepemimpinannya di Kabupaten
Ngada satu periode lalu (2010-2015) dan
periode kedua (2015 –2020) telah
membuktikan bahwa Marianus sosok yang pantas mendapatkan kepercayaan
memimpin NTT sebagai Gubernur. Bahwa kemudian ada kader-kader PDIP yang tidak
puas atas penetapan dirinya sebagai
calon gubernur oleh ibu Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, itu
wajar dalam dinamika politik. Ada
dinamika konflik pasti ada mekanisme penyelesaiannya, semuanya kembali
ke PDI Perjuangan.
Yang lebih menarik bagi saya
adalah melihat Ngada dari waktu ke
waktu sejak Indonesia merdeka atau sejak Provinsi Sunda Kecil dimekarkan
menjadi tiga Provinsi yakni Bali, NTB
dan NTT. Setelah NTT menjadi daerah
otonom para pemimpin silih berganti
menahkodai provinsi kepulauan ini. Saya
pun berselancar di google untuk mendapatkan daftar gubernur dan wakil gubernur
yang pernah memimpin Nusa Tenggara Timur.
Gubernur pertama NTT adalah W.J. Lalamentik yang mulai menjabat dari 1960 sampai 1965 lalu
diganti oleh El Tari yang memimpin dari 1966 sampai 1978. El Tari dikenal dan dikenang karena berhasil membentuk desa-desa gaya baru
peralihan dari kerajaan-kerajaan
tradisional. Ia mengerahkan tenaga motivator pembangunan desa. Mottonya: Tanam,
tanam, sekali lagi tanam. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Gubernur El Tari
meninggal lalu Wang Suwandi dipercayakan
sebagai Pelaksana Tugas Gubernur NTT dari April 1978 sampai Juni 1978. Tugasnya
mempersiapkan pemilihan Gubernur periode
berikutnya.
Gubernur NTT periode 1978 – 1983 dan
periode 1983 – 1988 adalah Ben Mboy. Ia
memimpin NTT dua periode dan pada periode kedua ia didampingi Wakil Gubernur G
Boeky (1986-1988). Program kerja yang terkenal adalah Operasi Nusa Makmur
(OMN), Operasi Nusa Hijau (ONH), Operasi Nusa Sehat (ONS) dan Operasi benah Desa (OBD).
Tahun 1988 – 1993 NTT dipimpin
oleh dr. Hendrik Fernandez yang
didampingi wakil gubernur G.Boeky (1988-1991) dan S.H.M Lerick
(1991-1993). Program kerja
Gubernur Fernandez adalah Gerakan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Gempar)
dan Gerakan Membangun Desa (Gerbades).
Gubernur Fernandez digantikan oleh
Mayjen TNI Herman Musakabe (1993-1998). Ia didampingi wakil gubernur SHM
Lerick (1993-1996) dan Pieter Alexander
Tallo,SH (1996-1998). Program kerja Gubernur
Musakabe adalah Tujuh Program
Strategis yakni: Pengembangan sumber daya manusia, Penanggulangan kemiskinan,
Pembangunan ekonomi, Pengembangan dan
Pemanfaatan IPTEK, Penataan Ruang, Pengembangan system perhubungan dan
Pengembangan kepariwisataan.
Pengganti Herman Musakabe adalah Pieter Alexander Tallo yang memimpin NTT periode 1998-2003 dengan
didampingi wakil gubernur Yohanes Pake Pani (1998-2003) dan periode 2003-2008 dengan wakil
gubernur Frans Lebu Raya (2003-2008).
Pada periode kedua kebijakan yang dilaksanakan adalah Program Tiga Batu Tungku:
Ekonomi Rakyat, Pendidikan rakyat dan Kesehatan rakyat. Motto kepemimpinan:
Mulailah membangun dari apa yang dimiliki rakyat dan apa yang ada pada rakyat.
Gubernur pilihan rakyat NTT pengganti Pieter Alexander Tallo adalah Drs.
Frans Lebu Raya. Pada periode pertama 16
Juli 2008 sampai 16 Juli 2013 ia didampingi
wakil gubernur Esthon L Foenay
dan pada periode kedua 2013-2018 ia
didampingi wakil gubernur Beny Alexander
Litelnoni. Program kerja yang dijalankan
adalah Anggur Merah. Motto kepemimpinan: Sehati sesuara membangun NTT baru.
Dari daftar Gubernur tersebut
kalau dilihat dari dari daerah asal Ngada
maka Herman Musakabe adalah Gubernur NTT dari Ngada. Namun Gubernur Musakabe bukan pilihan langsung dari
rakyat melalui pesta demokrasi Pilgub. Herman Musakabe dipilih oleh DPRD NTT.
Akankah Marianus Sae adalah Gubernur NTT periode 2018-2022 orang Ngada kedua dan Gubernur pertama asal Ngada pilihan langsung dari
rakyat NTT? Mari kita songsong pesta
demokrasi Pilgub NTT dengan sukacita, suka damai, suka saling hormat, dan
menjauhkan sikap suka fitnah, suka gossip, dan suka-suka lainnya yang negatif. Untuk
NTT, carilah yang terbaik.***agust g thuru
Posting Komentar