GuidePedia

0
Minggu pagi  17 Desember 2017, Minggu Adven III, Minggu Sukacita, lingkungan saya  Santa Bernadette Paroki Santo Yoseph Denpasar  tugas liturgy misa pagi di Gereja Yesus Gembala Yang Baik Ubung. Biasanya saya tidak membawa HP  ke gereja  demi untuk menjaga kesakralan  mengikuti perayaan ekaristi.

Usai mengikuti perayaan ekaristi bersama istri saya langsung memutuskan  pulang ke rumah di Jalan Hayam Wuruk Sanur Denpasar. Baru saja  duduk, HP  saya berdering. Pada layar HP saya terpampang nama  seorang sahabat  di Bajawa. Ia memberitakan bahwa DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menetapkan Marianus Sae, Bupati Ngada periode 2015-2020  sebagai Calon Gubernur NTT periode 2018-2022. Ia akan berpasangan dengan Emilia J Nomleni, Ketua DPC PDIP Kabupaten Timor Tengah Selatan.”Teman, pak Marianus  mendapat dukungan DPP PDIP sebagai  calon gubernur NTT”, ujar teman Bajawa  dari kejauhan tetapi terasa dekat karena HP saya jepit di telinga.

Saya tidak terkejut dengan keputusan DPP PDIP menentukan Marianus Sae  sebagai Calon Gubernur  NTT. Sebab dari  survey yang dilakukan  oleh beberapa lembaga survey, Marianus  unggul. Kepemimpinannya di Kabupaten Ngada  satu periode lalu (2010-2015) dan periode kedua (2015 –2020)  telah membuktikan bahwa  Marianus  sosok yang pantas mendapatkan kepercayaan memimpin NTT sebagai Gubernur. Bahwa kemudian ada kader-kader PDIP yang tidak puas atas penetapan  dirinya  sebagai  calon gubernur oleh ibu Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, itu wajar dalam dinamika politik. Ada  dinamika konflik pasti ada mekanisme penyelesaiannya, semuanya kembali ke PDI Perjuangan.


Yang lebih menarik  bagi saya adalah melihat Ngada dari  waktu ke waktu  sejak Indonesia merdeka atau  sejak Provinsi Sunda Kecil dimekarkan menjadi  tiga Provinsi yakni Bali, NTB dan NTT. Setelah NTT  menjadi daerah otonom para pemimpin  silih berganti menahkodai provinsi kepulauan  ini. Saya pun berselancar di google untuk mendapatkan daftar gubernur dan wakil gubernur yang pernah memimpin Nusa Tenggara Timur.

Gubernur  pertama  NTT adalah W.J.  Lalamentik  yang mulai menjabat dari 1960 sampai 1965 lalu diganti oleh  El Tari  yang memimpin dari 1966 sampai  1978. El Tari dikenal dan dikenang  karena berhasil membentuk desa-desa gaya baru peralihan dari  kerajaan-kerajaan tradisional. Ia mengerahkan tenaga motivator pembangunan desa. Mottonya: Tanam, tanam, sekali lagi tanam. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Gubernur El Tari meninggal lalu  Wang Suwandi dipercayakan sebagai Pelaksana Tugas Gubernur NTT  dari April 1978 sampai Juni 1978. Tugasnya mempersiapkan pemilihan Gubernur periode  berikutnya.

Gubernur NTT periode  1978 – 1983 dan periode 1983 – 1988  adalah Ben Mboy. Ia memimpin NTT dua periode dan pada periode kedua ia didampingi Wakil Gubernur G Boeky (1986-1988). Program kerja yang terkenal adalah Operasi Nusa Makmur (OMN), Operasi Nusa Hijau (ONH), Operasi Nusa Sehat (ONS)  dan Operasi benah Desa (OBD).

Tahun 1988 – 1993  NTT dipimpin oleh dr. Hendrik Fernandez  yang didampingi wakil gubernur G.Boeky (1988-1991) dan S.H.M  Lerick  (1991-1993). Program  kerja Gubernur Fernandez adalah Gerakan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Gempar) dan Gerakan Membangun Desa (Gerbades).

Gubernur Fernandez digantikan oleh  Mayjen TNI Herman Musakabe (1993-1998). Ia didampingi wakil gubernur SHM Lerick (1993-1996)  dan Pieter Alexander Tallo,SH (1996-1998). Program kerja Gubernur  Musakabe  adalah Tujuh Program Strategis yakni: Pengembangan sumber daya manusia, Penanggulangan kemiskinan, Pembangunan  ekonomi, Pengembangan dan Pemanfaatan IPTEK, Penataan Ruang, Pengembangan system perhubungan dan Pengembangan kepariwisataan.

Pengganti Herman Musakabe adalah Pieter Alexander Tallo  yang memimpin NTT periode 1998-2003 dengan didampingi wakil gubernur Yohanes Pake Pani (1998-2003)  dan periode 2003-2008 dengan wakil gubernur  Frans Lebu Raya (2003-2008). Pada periode kedua kebijakan yang dilaksanakan adalah Program Tiga Batu Tungku: Ekonomi Rakyat, Pendidikan rakyat dan Kesehatan rakyat. Motto kepemimpinan: Mulailah membangun dari apa yang dimiliki rakyat dan apa yang ada pada rakyat.

Gubernur pilihan rakyat NTT pengganti Pieter Alexander Tallo adalah Drs. Frans Lebu Raya. Pada periode pertama  16 Juli 2008 sampai  16 Juli 2013  ia didampingi  wakil gubernur Esthon  L Foenay dan pada periode kedua 2013-2018  ia didampingi wakil gubernur Beny  Alexander Litelnoni. Program kerja  yang dijalankan adalah Anggur Merah. Motto kepemimpinan: Sehati sesuara membangun NTT baru.


Dari daftar Gubernur  tersebut kalau dilihat dari  dari daerah asal Ngada maka Herman Musakabe adalah Gubernur NTT dari Ngada. Namun  Gubernur Musakabe bukan pilihan langsung dari rakyat melalui pesta demokrasi Pilgub. Herman Musakabe dipilih oleh DPRD NTT. Akankah  Marianus Sae  adalah Gubernur NTT periode 2018-2022  orang Ngada kedua  dan  Gubernur  pertama asal Ngada pilihan langsung dari rakyat NTT?  Mari kita songsong pesta demokrasi Pilgub NTT dengan sukacita, suka damai, suka saling hormat, dan menjauhkan sikap  suka fitnah, suka gossip,  dan suka-suka lainnya yang negatif. Untuk NTT, carilah yang terbaik.***agust g thuru

Posting Komentar

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Aktivitas Warga Ikada Bali

 
Top