Penasihat Inkopdit ini mengaku merasakan denyut
kebahagiaan di Open Forum Inkopdit tahun 2018 ini. Penyebabnya, ini adalah open
forum yang paling pertama kali yang dihadiri oleh seorang menteri koperasi
sejak forum Inkopdit mulai digelar pada tahun 2010 saat merayakan ulang tahun
ke-40.”Namun yang membuat forum ini lebih berbahagia adalah karena Menteri
Koperasi bapak Puspayoga adalah sosok yang saya tahu betul sangat menghayati
gerakan swadaya yang inklusif, kekuatan sebuah gerakan yang tumbuh dari bawah,
dari-oleh dan untuk masyarakat Indonesia dan yang bukan tumbuh dari atas hanya
untuk memenuhi kepentingan sekelompok orang tertentu saja”, ujar Robby Tulus.
Kepada Menkop UKM RI AAN Puspayoga pria kelahiran Indonesia yang menetap di
Kanada ini memperkenalkan GKKI. Kata
dia, GKKI Inkopdit kini dimiliki oleh 3
juta anggota. Kalau dihitung sejak awal 1970 berarti GKKI sudah mendekati tahun
emasnya yaitu usia ke-50. Robby Tulus meyakini peserta Open Forum yang ada di
ruangan saat itu berusia di bawah 50
tahun, sebuah bonus demografi yang menjelmakan gerakan koperasi termudakan.”Pendahulu
yang sudah tua-tua seperti saya biar saja. Ibarat surat kabar menjadi edisi
terbatas, yang ingin meninggalkan semangat berkoperasi untuk dipelihara
generasi penerusnya agar GKKI menjadi lebih glilang gemilang”, ungkap Robby
Tulus.
Menurutnya kalau menyimak peta perkoperasian di
Indonesia maupun di banyak Negara anggota
ICA lainnya maka sering tampak kecenderungan yang sama, koperasi sudah
terlanjur sakit parah barulah menyadari betapa pentingnya dan bernilainya kesehatan sebuah koperasi.
Kalau koperasi sudah terlanjur sakit parah berarti ada pembiaran virus jahat
masuk dalam tubuh koperasi terutama para pimpinannya. Virus jahat ini menerjang secara fisik maupun secara moral.”Virus
jahat ini lebih kita kenal dengan uang yang akhir-akhir ini semakin dipuja para
pemimpin koperasi sampai membuahkan
sakit akut”, tegas Robby.
Lebih lanjut Robby Tulus
katakan, masih beruntung virus tersebut belum sampai merebak luas dalam
tubuh GKKI sehingga masih bias dikendalikan.
Sejak awal pembentukan GKKI, para perintis menyadari bahwa kuman dan virus akan
senantiasa menghantui gerakan koperasi
koperasi kredit sebab Kopdit berkecimpung dalam pengelolaan uang.
Karena itu dicanangkan cara
pencegahannya dengan menetapkan tiga
pilar yakni Pendidikan, Swadaya dan Solidaritas
yang kemudian dikemas menjadi tiga pilar sejak 1971. Tiga pilar ini
menjadi nilai dasar dan ideology GKKI sejak tahun 1971. Kemudian tahun 2013
ditambah pilar Inovasi dan tahun ini ditambah dengan Persatuan dalam Keragaman
sebagai pilar kelima.
Menurut Robby Tulus
lima pilar ini disebut juga
dengan Pancapilar Kopdit. Puskopdit Flores Mandiri telah menciptakan sebuah
brosur yang diberi judul “Membumikan Panca Pilar Kopdit di bumi Pancasila dengan symbol lima
jari tangan sebagai inspirasi bagi pengakarannya. Pengukuhan
Pancapilar oleh Menteri Koperasi dan UKM
menurut Robby Tulus merupakan wujud nyata dan komitmen GKKI untuk melestarikan
Visi awal GKKI yakni “Membangun Gerakan Koperasi Kredit Indonesia yang Mandiri
dan Berkelanjutan”.
Tentang tema
Loknas, Open Forum dan RAT tahun 2018 ini yakni “Revitalisasi Peran
Strategis GKKI Menuju Integrasi Nasional” Robby Tulus katakana, memang sejalan
dengan kebijakan pemerintah atau yang sering didengungkan Menteri Koperasi dan UKM AAN Puspayoga yakni
Rehabilitasi, Reorientasi dan Pengembangan. Sebab dalam tubuh GKKI telah
terjadi seleksi alamiah dalam hal pengurangan jumlah koperasi kredit seperti
yang dapat dilihat dari data base Inkopdit.
Kemudian focus pada pendekatan atau paradigm kuantitas menuju kualitas dan
pengembangan dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia,
kewirausahaan, peningkatan akses pembiayaan, fasilitasi pemasaran, manajemen
dan teknologi informasi.***agust g thuru
Posting Komentar