GuidePedia

0


Oleh: Franky Doy
Fransiskus Xaverius Doy alias Franky Doy
Denpasar Ikada.com- Ketua Umum terpilih Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) Bali Fransiskus Xaverius Doy  mengingatkan kepada semua warga Ngada diaspora di Bali  bahwa saat ini  ada tantangan yakni kesulitan hidup masal yang harus disikapi secara bijaksana. Ia juga mengajak  semua  masyarakat  Ngada Diaspora di Bali  untuk bersama-sama melawan Covid-19  dengan kedisiplinan.

Dikutip dari laman facebook Ikada Bali, pria yang akrab disapa Franky Doy ini menuangkan pandangannya tentang situasi  hidup di tengah pandemic Covid-19  dan ajakan untuk melawan Covid-19  dengan kedisiplinan  bertajuk “Kesulitan Hidup Masal dan Ajakan Melawan Dengan Kedisiplinan”. Berikut  ini tulisan selengkapnya.Yang terkasih Keluarga Besar IKADA BALI di mana pun berada. Semenjak dikeluarkannya himbauan "STAY AT HOME" oleh Pemerintah pada bulan Maret 2020, semua unsur2 pelaku usaha ekonomi baik mikro maupun makro pun segera dan serempak melakukan langkah2 preventive yg variatif terhadap para pekerja. Ada yg mengurangi jumlah hari kerja, ada yg di PHK ada pula yg dirumahkan sementara dengan batas waktu baik ditentukan atau pun tidak ditentukan.

Langkah yg ditempuh tersebut harus dilakukan tentu dengan pertimbangan agar usaha-usaha yang sedang dijalankan dapat tetap bertahan atau tidak sampai mengalami kebangkrutan. Kondisi ini, bagi warga pekerja dari luar daerah atau yang merantau pun mulai responsif secara serta merta dengan mengambil langkah-langkah personal. Ada yg kembali ke kampung halaman ada pula yg mencoba bertahan.

Pada titik ini ada dua pola pikir yang terbentuk antara yang pulang dan yang bertahan. Bagi yang pulang kampung merasa bahwa sudah tidak ada harapan kerena pekerjaan mereka adalah satu-satunya yang dapat memberi pendapatan yang sesuai telah ditutup. Bagaimana dengan biaya hidup dan tempat tinggal selanjutnya. Sedangkan bagi mereka yang bertahan, sebagian dari mereka sudah beralih profesi dengan berjualan atau bekerja apa saja yang penting menghasilkan uang guna bertahan hidup.

Beberapa  yang lainnya memilih berdiam diri sambil menguras sisa-sisa dari pundi-pundi keuangan yang masih tersisa sembari berharap EVERYTHING GONNA BE ALRIGHT, dan sisanya mungkin karena masih memperoleh tunjangan dari tempat bekerja meski yang diterimanya sedikit sebagai akibat dari pemotongan-pemotongan tersebut. Meski sifatnya sementara dan dapat berubah status menjadi pengangguran permanen apabila dalam 2 atau 3 bulan ke depan situasi ini belum menunjukan tanda-tanda penyembuhan.

Kita patut bersyukur dan berterima kasih bahwa untuk sementara di saat ini masih hadir sebagian dari kita yang terus memberi dari kekurangan untuk membantu sesama kita baik dalam hal kedukaan dan orang sakit maupun dalam urusan sosial seperti gerakan peduli dengan bantuan sumbangan sembako serta makan siang gratis di berbagai sudut kota. Hal ini tidak akan bertahan lama dan sulit untuk kita peroleh pada bulan-bulan berikutnya jika situasi yang kita alami belum berakhir.

Jika itu terjadi, maka kita tidak lagi akan punya ruang harapan kepada mereka-mereka yang mampu sebab mereka pun mengalami kesulitan yang sama.Satu-satunya ruang harapan kita ada pada program-program  dadakan Pemerintah yang digelontorkan melalui mekanisme rasionalisasi anggaran. Namun hal ini pun tidak berlaku secara menyeluruh untuk setiap anak bangsa sebab  SYARAT DAN KETENTUAN BERLAKU.

Oleh karena itu, untuk kita semua termasuk saya yang pada awalnya begitu santai menanggapi pandemi Corona ini hendaklah sudah harus khawatir dan waspada. Ikuti anjuran Pemerintah soal Social dan physical Distancing dimanapun kita berada dalam aktifitas kita sehari-hari. Patuhi petunjuk-petunjuk kesehatan untuk selalu menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun, mandi dan mengganti pakaian sesegera setelah sampai di rumah sebelum bersalaman dan memeluk istri dan buah hati serta keluarga di sekitar kita.

Untuk kita yg masih bertahan dan tinggal di Bali, mari kita berbuat dan bekerja apa saja yang penting menghasilkan uang untuk kelansungan hidup kita masing-masing. Jangan merasa malu dan minder. Buang sejauh mungkin rasa gengsi dalam diri kita. Berjuanglah. Saya copy paste ungkapan yang menggugah dari kawan dan sahabat saya, mantan ketua IKB Wuamesu-Ende Bapak Marcel Paga bahwa Corona itu "ABSTRAK", Asap dapur yang tetap mengepul itulah "REALITA".
Bagi saudara-saudariku yang sudah berkeputusan untuk pulang kampung baik yang sedang dalam perjalanan maupun yang sudah tiba di kampung halaman, ikuti dan penuhi standard protokoler kesehatan melalui Gugus Depan penanganan kasus COVID-19. Jangan melawan dan bandel. Sayangi orang-orang terkasih disekitar anda.

Hanya dengan kepatuhan dan kedisiplinan kita bersama, semoga mata rantai penyebaran virus tersebut dapat terputus yang pada akhirnya hilang lenyap tak berbekas dari muka bumi ini. Kita tentu percaya bahwa melalui iman kita bahwa Tuhan yg Maha Menyembuhkan akan menjamah kita semua namun kita pun harus berbuat sesuatu cukup dengan Kedisiplinan kita. Amen. Tuhan memberkati.***Diedit seperlunya oleh Agust G Thuru


Posting Komentar

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Aktivitas Warga Ikada Bali

 
Top