Puisi Karya Agus G. Thuru
Dini hari ini aku terjaga
Ah, baru saja aku mimpi
Menjadi elang sabana
Mengepak sayap
Melintas lereng gunung
Di atap rumah adat
Tempat ibu mengedan
Dan aku ada di pelukannya
Ah, baru saja aku mimpi
Menjadi elang sabana
Mengepak sayap
Melintas lereng gunung
Di atap rumah adat
Tempat ibu mengedan
Dan aku ada di pelukannya
Kampungku makin sunyi
Tak ada pijar menggoda kelekatu
Deret rumah adat semakin kusam
Dan rumput liar melolong
Tak ada lagi kehidupan
Penatua pewaris budaya telah punah
Dan para penerima warisan
Sudah lupa leluhurnya
Tak ada pijar menggoda kelekatu
Deret rumah adat semakin kusam
Dan rumput liar melolong
Tak ada lagi kehidupan
Penatua pewaris budaya telah punah
Dan para penerima warisan
Sudah lupa leluhurnya
Rumah adat yang reot
Atap ilalang yang telanjang
Tiang batu yang lapuk
Ngadhu yang mengkarat
Bhaga yang tersobek
Tak ada lagi sentuhan tangan
Dan mantra-mantra upacara
Tak ada lagi darah hewan korban
Kecuali rangkaian kata
Kampung ini situs budaya
Atap ilalang yang telanjang
Tiang batu yang lapuk
Ngadhu yang mengkarat
Bhaga yang tersobek
Tak ada lagi sentuhan tangan
Dan mantra-mantra upacara
Tak ada lagi darah hewan korban
Kecuali rangkaian kata
Kampung ini situs budaya
Ah, aku menunggu waktumu tiba
Semua kehidupan lama punah
Dan kisah heroik leluhur terkubur
Yang tertinggal adalah dongeng
Dan kisah manusia abad ini
Yang kehilangan kebanggaan
Pernah punya nenek moyang
Yang arif dan bijaksana.***
Semua kehidupan lama punah
Dan kisah heroik leluhur terkubur
Yang tertinggal adalah dongeng
Dan kisah manusia abad ini
Yang kehilangan kebanggaan
Pernah punya nenek moyang
Yang arif dan bijaksana.***
Denpasar, 13/03/2015
Posting Komentar
EmoticonClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.