Asal Omong (6)

Ada empat latar belakang para kandidat Pilkada/Pilgub 2018 dilihat dari aspek tempat lahir dan tempat tinggal. Pertama, calon yang sejak berpisah dengan rahim ibunya dan menghabiskan waktu di tempat lahir, kecuali ke luar daerah menuntut ilmu.

Kedua, calon yang lahir di daerah asal kemudian merantau lalu kembali mengabdi di daerah kelahirannya. Ketiga calon yang lahir di tanah kelahiran tetapi besar dan mengabdi di tanah orang.Keempat calon yang lahir dan besar di tanah orang tetapi orangtuanya berdarah daerah dimana ia menjadi calon.

Tentu dari para calon ini kaya ragam pengalaman. Calon yang lahir, tumbuh, besar dan mengabdi di tanah kelahiran pasti sangat mengenal lekak lekuk topografi, demografi dan sebagainya. Ia kenal betul daerah, budaya, watak dan kebiasaan masyarakat. Sebaliknya masyarakat pasti sangat mengenalnya. Namun dipastikan ia miskin pengalaman karena tak pernah belajar dari kelebihan daerah lain.

Calon yang lahir di tanah kelahiran lalu merantau dan sukses di tanah orang tentu kurang mengenal daerah kelahirannya. Tetapi mereka sangat potensial menjadi pemimpin kalau ia dalam jedah waktu tertentu kembali mengabdi di tanah kelahirannya. Misalnya, kalau pilkada lima tahun lagi maka lima tahun sebelumnya ia pulang, berkarya nyata dan membuat program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kelompok lainnya adalah calon yang lahir lalu merantau dan ketika ada Pilkada atau Pilgub ia pulang mencalonkan diri. Umumnya masyarakat kurang mengenal. Tetapi seringkali kekuatan finansial yang mereka miliki bisa meluluhkan hati masyarakat sehingga menjatuhkan pilihan padanya.

Kelompok terakhir adalah calon berdarah tanah kelahiran salah satu atau kedua orang tuanya. Masyarakat tentu kurang mengenalnya. Calon sendiri juga pasti tidak menguasai medan, mengenal karakter masyarakat, mengenal situasi sosial budaya dan sebagainya.

Siapa yang lebih berpeluang dipilih rakyat? Dari empat latar belakang asal calon ini tentu sama-sama berpeluang mendapat kepercayaan masyarakat. Tetapi biasanya yang lahir, besar dan mengabdi di tanah kelahiran lebih berpeluang. Ini menurut saya. Bagaimana menurut ANDA?

Denpasar, 26 Januari 2018